Tips Telpon-telponan Via HP Gratis Tanpa Batas

Tadi malam, saya dapat ide untuk mencoba mengulik Handphone saya, untuk menemukan cara-cara mengakali provider layanan selular yang kapitalis itu. Dan tak diduga tak dinanya, SAYA BERHASIL!!!SAYA BERHASIL MENEMUKAN CARA TELPON-TELPONAN GRATIS DENGAN PROVIDER MANAPUN!!!Sebenarnya, saya sedikit enggan memberikan trik yang saya temukan ini, Ilmu meen, masa saya kasih gratis?? Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, apalah arti keberadaan saya di dunia ini jika untuk ilmu saja (bukan materi) saya enggan berbagi...Jadilah, saya coba menuliskan langkah-langkah sederhana yang saya temukan tadi malam itu. Hanya pesan saya, tolong jangan sebarkan info ini dengan sporadis. Kalo sampai ada pihak berwenang atau perusahaan provides jasa selular yang mengetahuinya, saya takut cara ini akan diblokir, dan gagal lah kita semua telpon-telponan gratis...Saya ingatkan, tips ini dapat digunakan untuk semua nomer tujuan, bukan hanya 1 provider tertentu. Dapat digunakan tanpa tergantung waktu. Dapat dipakai siapa saja asal cukup melek teknologi.Sudah lah, daripada saya berbore-bore ria ceramah, berikut langkah-langkahnya:
Pulsa minimal di HP anda harus Rp. 500 atau lebih
Pastikan nomer telpon lawan bicara anda nantinya sedang aktif
Pastikan anda mengetahui nomer HP lawan bicara anda tersebut
Catat 4 digit pertama dan 4 digit terakhir nomer telpon lawan bicara anda
Buka sms kosong di HP anda
Ketikkan nomer telpon tujuan anda
Langkah terakhir ketik sms dengan isi sebagai berikut
"Friend, Telpon gue sekarang, PENTING!!"

Wuchereria Bancrofti, Cacing Imut Penyebab Kaki Gajah

KASUS filariasis atau kaki gajah di Indonesia memang masih jarang ditemui. Untuk pertama kalinya filariasis di Indonesia dilaporkan oleh Haga dan van Eecke pada tahun 1889 di Jakarta, ditemukan pada penderita filariasis skrotum. Penyakit yang menyebabkan pembengkakan dan peradangan kelenjar dan saluran limfe ini disebabkan oleh cacing nematoda yang ukurannya kecil. Ada tiga jenis cacing penyebab filariasis, salah satunya adalah Wuchereria bancrofti.

Morfologi cacing Wuchereria bancrofti dewasa adalah berbentuk silindris, halus seperti benang dan berwarna putih susu. Cacing filaria dewasa (makrofilaria), baik yang jantan maupun betina, hidup pada saluran dan kelenjar limfe. Cacing betina ukurannya kurang lebih 65-100mm x 0,25 mm sedangkan cacing jantan berukuran 40 mm x 0,1 mm. Cacing betina akan mengeluarkan larva filaria yang disebut mikrofilaria yang bersarung dengan ukuran berkisar antara 250-300 �m x 7-8 �m

Berbeda dengan induknya, mikrofilaria hidup pada aliran darah dan terdapat pada aliran darah tepi pada waktu-waktu tertentu saja. Jadi, mikrofilaria ini memiliki periodisitas tertentu. Umumnya mikrofilaria Wuchereria bancrofti periodisitasnya adalah nokturna atau malam hari, artinya mikrofilaria hanya terdapat dalam peredaran darah tepi hanya pada malam hari. Pada siang hari mikrofilaria terdapat pada kapiler-kapiler organ dalam seperti paru-paru, jantung, ginjal dan lain-lain.

Vektor atau perantara yang berperan dalam penularan penyakit filariasis ini adalah nyamuk. Untuk Wuchereria bancrofti vektor yang berperan pada daerah perkotaan adalah nyamuk Culex quinquefasciatus, sedang di daerah pedesaan vektornya bisa berupa nyamuk Anopheles, Aedes, dan Mansonia. Daur hidup cacing ini, baik dalam tubuh nyamuk maupun dalam tubuh manusia, memerlukan waktu yang panjang. Dalam tubuh nyamuk vektor masa inkubasi cacing ini mencapai 2 minggu untuk dapat menjadi larva yang infektif.

Pada saat nyamuk vektor mengisap darah penderita filariasis beberapa mikrofilaria akan ikut terhisap bersama darah dan masuk ke dalam lambung nyamuk. Beberapa saat setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria yang bersarung akan melepaskan sarungnya, kemudian dalam waktu satu jam akan menembus dinding lambung nyamuk dan bermigrasi ke dalam otot dada atau thorax nyamuk.

Dalam thorax, mikrofilaria menjadi lebih pendek dan gemuk dibandingkan dengan larva yang ada di lambung. Dalam keadaan ini, mikrofilaria disebut larva stadium 1 (L1). Ukurannya berkisar antara 125-250 �m x 10-17�m. Larva stadium 1 ini akan berganti kulit dan berkembang menjadi larva stadium 2 (L2) yang ukurannya 200-300 �m x 15-30�m. Larva stadium 2 ini pun akan berganti kulit lagi dan berkembang menjadi larva stadium 3 (L3). Larva stadium 3 inilah yang merupakan larva infektif yang aktif dan akan bermigrasi ke dalam probrosis nyamuk. Proses perkembangan dari larva stadium 1 sampai larva stadium 3 membutuhkan waktu 10-14 hari.

Saat nyamuk menggigit manusia, ia akan menusukkan probosisnya pada kulit manusia. Pada saat inilah larva L3 akan keluar dari probosis nyamuk dan menempel di kulit. Pada saat nyamuk menarik probosisnya, larva L3 akan bergerak masuk ke dalam kulit melalui bekas gigitan nyamuk. Selanjutnya larva ini akan menuju ke sistem limfe. Larva stadium 3 yang ada dalam kelenjar limfe dalam waktu 9-10 hari akan berganti kulit dan berkembang menjadi larva stadium 4 (L4). Larva stadium 4 ini merupakan stadium larva paling akhir yang akan berkembang menjadi cacing dewasa atau makrofilaria.

Perkembangan dari larva stadium 3 sampai ke dewasa membutuhkan waktu sekira 9 bulan. Apabila dalam saluran limfe terdapat cacing betina dan jantan maka cacing jantan dan betina yang ada dalam saluran atau kelenjar limfe akan mengadakan perkawinan. Setelah kopulasi cacing betina secara periodik menghasilkan mikrofilaria. Satu cacing betina dewasa akan menghasilkan kurang lebih 30.000 mikrofilaria tiap harinya. Mikrofilaria tidak hidup dalam saluran atau kelenjar limfe,tapi akan bermigrasi ke dalam saluran darah dan saluran darah tepi. Mikrofilaria yang beredar di saluran darah tepi akan terhisap kembali oleh nyamuk vektor dan siap ditularkan ke orang lain di sekitarnya.***

Heni Prasetyowati, S.Si.

Alumnus Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman.