Lalat Bisa Sebarkan Virus Flu Burung

JAKARTA - Hasil penelitian terhadap lalat yang berasal dari peternakan unggas yang terinfeksi virus flu burung membuktikan, lalat pun bisa menyebarkan virus flu burung. Karena itu, sangat penting menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan personal, terutama mencuci tangan, kata peneliti virus flu burung dari Universitas Ga- djah Mada (UGM) Prof drh R Wasito MSc PhD kepada Pembaruan, Rabu (21/9).

Menurut dia, hasil penelitian yang dilakukannya pada 2005 bersama Prof drh Hastari Wuryastuti MSc PhD dan ahli virus dari Amerika Serikat Prof Roger K Maes membuktikan, virus flu burung tidak hanya disebarkan unggas. Lalat pun menjadi pembawa (karier) virus flu burung.

Dia menjelaskan, sebanyak 100 miligram lalat (sekitar enam ekor) yang diperiksa dan berasal dari enam lokasi, dengan pemeriksaan reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) positif flu burung sub tipe H5N1. Sampel lalat berasal dari peternakan unggas yang terinfeksi virus flu burung di provinsi Sulawesi Selatan.

Sampel diperoleh dari Balai Besar Veteriner di Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dinamika penyebaran virus flu burung.

Sampel lalat yang diteliti juga ada yang berasal dari Tuban, Jawa Timur dan Karanganyar, Jawa Tengah. Hasil pemeriksaan RT-PCR, sampel lalat dari Tuban dan Balai Besar Veteriner Maros positif flu burung.

Melalui Mukosa

Menurut Wasito, mantan Direktur Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, sekalipun lalat membawa virus flu burung, dan bila lalat itu hinggap pada makanan dan kemudian manusia menelan makanan itu, ujarnya, virus flu burung tidak menyebar ke manusia lewat makanan tapi menular melalui mukosa (kelenjar) saluran pernapasan.

"Kalau tangan menyentuh benda-benda yang dihinggapi lalat pembawa virus flu burung, kemudian tangan tidak dicuci bersih dan memegang hidung maka hal ini yang bisa menularkan virus flu burung ke manusia. Jadi sebenarnya memakan daging ayam, telur ayam aman. Selama ini orang yang meninggal karena infeksi virus flu burung bukan karena makan ayam atau makan telur," katanya.

Seekor lalat, ungkapnya, bisa terbang sejauh 20 kilometer. Sepasang lalat (betina dan jantan) dalam tempo tiga sampai lima bulan bisa menghasilkan triliunan lalat baru. Waktu untuk berubah dari telur lalat menjadi lalat baru memakan waktu tiga sampai lima hari.

Hasil penelitian lalat yang positif membawa virus flu burung tersebut akan ditindaklanjuti untuk mengetahui apakah virus flu burung yang ada pada lalat itu sama dengan virus flu burung yang ada di Hong Kong, dan negara lain.

Juga untuk mengetahui apakah lalat sebagai perantara (vektor) mekanik ( virus menempel pada lalat dan lalat menjadi sakit), dan apakah virus flu burung berkembang biak di tubuh lalat.

"Hasil penelitian ini belum saya sampaikan ke Departemen Pertanian karena masih berlangsung. Penelitian terhadap lalat akan dikembangkan ke daerah lain, seperti ke Sumatera Utara. Sekarang yang perlu diperhatikan adalah menjaga kebersihan lingkungan, dan masyarakat jangan panik," ucap Wasito. (N-4)

0 komentar: