Tujuh dari 10 Orang Indonesia Gusinya Berdarah

Penggemar permen atau juga makanan berlemak memang lebih baik rajin menyikat gigi.

Sebab, kuman jahat yang dinamakan Streptococcus Mutans sangat berpeluang berkembang di dalam mulut yang akhirnya akan menyebabkan lubang gigi dan gusi berdarah (gingivitis).

Kuman Streptococcus Mutans ini berkembang biak di dalam mulut jika ada lapisan lengket yang berasal dari banyak sisa makanan yang busuk karena tidak terbawa keluar oleh sikat gigi. Apalagi ditambah kemalasan kita konsultasi ke dokter gigi, sisa makanan yang membusuk itu juga lambat laun akan melunakkan email gigi.

Bahaya?

Pasti! Lubang gigi yang makin besar akan berpeluang merusak inti gigi bahkan bisa sampai menembus syaraf gigi. Selain gigi berlubang yang kerap di derita masyarakat kita, Survei Kesehatan Nasional juga menjelaskan bahwa 7 dari 10 orang di Indonesia mengalami gusi berdarah (Gingivitis). Radang ini muncul karena kumpulan kuman yang menjadi racun sehingga menyebabkan kerusakan gusi. Jika sudah parah, gusi bukan hanya berdarah tapi juga turun (periodontitis).

Sikat gigi harus benar

  • Malas menggosok gigi bukan hanya memicu bertambahnya sisa makanan yang membusuk di dalam sela gigi, tapi juga menambah populasi kuman dan jamur di mulut yang berakibat gigi berlubang dan pendarahan gusi.

Kadang, pola hidup modern membuat orang percaya bahwa menggunakan obat kumur, memakai dental floss atau tusuk gigi, sudah cukup untuk mengeluarkan sisa makanan di sela gigi, terutama jika kita makan makanan yang lengket atau berserat.

Padahal, menggosok gigi tetap menjadi jalan yang paling baik untuk membersihkan gigi. Masalahnya, tidak semua orang bisa memilih sikat gigi yang baik sekaligus nyaman untuk mereka. Seringkali karena bulu sikat yang kasar, kegiatan menggosok gigi jadi terganggu karena gusi jadi berdarah.

"Hampir 70% masyarakat Indonesia mempunyai masalah denga mulut. Salahsatu penyebab utamanya adalah perawatan gigi dan gusi yang tidak maksimal atau tidak benar. Jika tidak dilakukan penanganan efektif, bisa terjadi gangguan kesehatan yang lebih besar," kata Drg. Gunarso Gunadi, dokter gigi dari Dental Center Wisma Nusantara.

Maka dari itu, pilih sikat gigi yang bulu sikatnya halus, kecil dan tidak mekar. Selain itu, cara menyikat gigi juga penting diperhatikan, yaitu dahulukan menyikat bagian paling belakang gigi, baru berlanjut ke permukaannya. Yang tak kalah penting juga, luangkan waktu paling sedikit 2 menit untuk menggosok gigi, agar memastikan bahwa gigi kita benar-benar bersih. Sebaiknya, ganti sikat gigi kita jika sudah berumur 3 bulan.

FORMULA Luncurkan BULUDELTA

PT Ultra Prima Abadi, salahsatu anak perusahaan Orang Tua Group, agaknya paham betapa bulu sikat gigi mempengaruhi kenyamanan kita dalam menggosok gigi. Sebab itu,minggu lalu, sikat gigi FORMULA diluncurkan dengan menggunakan BULUDELTA.

Sikat gigi FORMULA dengan BULUDELTA ini mempunyai ujung bulu sikat gigi yang unik, sehingga memungkinkan kita selain membersihkan seluruh permukaan gigi juga mengangkat sisa makanan yang menunpuk di celah gigi dan gusi dengan kedalaman 1 sampai 2 mm.

"Beragam masalah disebabkan oleh penggunaan sikat gigi yang tidak memiliki jangkauan cukup, serta dapat melukai gusi. Produk FORMULA dengan BULUDELTA diharapkan dapat mengatasi mengatasi masalah ini," ungkap Dyana Pandjaitan, Corporate Communications Specialist Orang Tua Group.

Uji klinis yang dilakukan dalam rentang waktu 4 minggu terhadap beberapa pemakai sikat gigi FORMULA dengan BULUDELTA membuktikan, sikat gigi ini 29% lebih efektif membersihkan tumpula plaque dan mengurangi gusi berdarah hingga 50%.

Dalam pembuatan sikat gigi dengan BULUDELTA ini, PT. Ultra Prima Abadi bekerja sama dengan Zahoransky, perusahaan manufaktur mesin terkemuka dari Jerman. Pembuatan BULUDELTA tergolong istimewa karena melewati 11 tahapan yaitu Pin Grinding (memotong bulu biasa menjadi BULUDELTA), Groove Grinding (proses grinding awal secara kasar untuk membuat ujung bulu menjadi bulat) dan Polish Grinding (membuat ujung bulu sikat gigit menjadi halus). (Lily Bertha Kartika)

0 komentar: